MAKALAH BAHASA INDONESIA
KARYA ILMIAH
MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
AYAM KAMPUNG PEDAGING
Disusun Oleh
SADIMAN (175503077)
II KSA
STIE PUTRA BANGSA
KEBUMEN
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................
i
Daftar Isi........................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................
1
A.
Latar Belakang...................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah..............................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
2
A.
Karakter Ayam Kampung..................................................................
2
B.
Perbedaan Ayam Kampung dengan Ayam Ras.................................
2
C.
Penyebab Rendahnya Produktifitas...................................................
4
D.
Pemberian Pakan yang Baik .............................................................. 4
E.
Menangani Stres dan Mengendalikan Penyakit ................................ 7
BAB III PENUTUP......................................................................................
11
A.
Kesimpulan ........................................................................................ 11
B.
Saran...................................................................................................
11
Daftar Pustaka................................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Usaha peternakan
ayam kampung telah lama dilakukan oleh masyarakat indonesia, terutama
dipedesaan, bahkan sebelum usaha peternakan ayam ras dikembangkan. Meskipun
demikian usaha peternakan ayam kampung tidak terpesat untuk peternakan ayam
ras. Idiom bahwa ayam kampung mudah dipelihara, tidak membutuhkan perawatan
ekstra dan terbukti mampu memberikan penghasilan tambahan yang cukup lumayan
bagi pemeliharaannya. Ayam kampung memang lebih mudah dipelihara dibandingkan
dengan ayam ras, tetapi tidak berarti ayam kampung tidak membutuhkan perawatan
intensif. Agar hasil produksinya optimal, ayam kampung membutuhkan pakan yang
berkuwalitas tinggi, kadang yang memadai dan program vaksinasi. Upaya perbaikan
mutu genetic ayam kampung selayaknya dilaksanakan. Setiap mata rantai dari
keseluruhan proses membutuhkan perhatian yang sangat intensif, karna kegagalan
pada satu mata rantai akan berakibat kegagalan pada mata rantai selanjutnya,
atau setidaknya hasil produksi tidak akan optimal. Dan, berpijak pada sebuah
kaidah keilmuan bahwa ilmu berkembang dari pendapat dan sanggahan, yang didasarkan
pada logika dan bukti-bukti nyata.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
karakter ayam kampung?
2. Apa
perbedaan ayam kampung dengan ayam ras?
3. Apa
saja faktor-faktor penyebab rendahnya produktifitas?
4. Bagaimana
pemberian pakan yang baik?
5. Bagaimana
cara menangani stress dan mengendalikan penyakit pada ayam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakter
Ayam Kampung
Usaha peternakan
atau budidaya ayam kampung telah lama dilakukan masyarakat Indonesia. meskipun
demikian, pada umumnya usaha tersebut dilakukan sambal lalu. Artinya, hanya
diusahakan dalam jumlah yang sedikit. Idiom bahwa ayam kampung mudah
dipelihara, tidak membutuhkan perawatan ekstra, dan terbukti mampu memberikan
penghasilan yang cukup lumayan bagi pemeliharanya. Pada saat tertentu ayam-ayam
tersebut dijua, yakni untuk dijadikan ayam potong. Padahal, kondisi
pemeliharaan yang seadanya ini menjadi salah satu penyebab produktifitas ayam
kampung tidak maksimal, terutama pertambahan berat badannya. Tidak bisa
dimungkiri, ayam ras pedaging memiliki mutu genetic yang baik, karena
“pembetukannya” melalui proses yang sangat panjang yakni dengan melakukan
berbagai metode perkawinan dan seleksi sesuai dengan kriteria yang dilakukan.
Dari proses panjang itu akhirnya tercipta suatu strain ayam yang
keturunannya bisa dikatakan seragam,
dari berat tetas, kebutuhan pakan dan minum, kebutuhan situasi
lingkungan, hingga tingkat pertumbuhannya. Konsekuwensi logis dari baiknya mutu
genetic, ayam ras pedaging membutuhkan perlakuan yang relative lebih
dibandinfgkan dengan perlakuan terhadap ayam kampung. Kesalahan dalam pemberian
pakan dan minum, keterlambatan dalam pelaksaan program vaksinasi, stress, dan
panas bisa menyebabkan menurunnya tingkat pertumbuhan, yang tidak jarang
berujung pada kematian.
B.
Perbedaan
Ayam Kampung dengan Ayam Ras
1. Ketidak
seragaman pertumbuhan badan
Ayam kampung merupakan hasil persilangan dari
ayam-ayam lokal yang hidup di Indonesia yang bisa dikatakan tidak terkontrol.
Persilangan tanpa control menyebabkan penyebaran gen yang mengontrol produksi yang
sangat luas, sehingga penampilan produksi ayam-ayam tersebut relative tidak
seragam. Dalam praktik dilapangan, ketidak seragaman produksi antar individu
ayam-ayam kampung yang dipelihara sering terjadi. Tingkat pertumbuhan ayam
kampung yang berbeda satu dengan yang lainnya menyebabkan ada ayam-ayam kampung
yang pertumbuhannya
cepat, ada pula yang lambat. Biasanya antisipasi yang dilakukan oleh perternak
adalah menjual ayam secara bertahap. Dilihat dari sisi biaya pakan, hal ini
menimbulkan inefisiensi biaya, karena belum tentu ayam-ayam yang pertumbuhannya
lambat akan mengalami pertumbuhan konpensasi setelah ayam-ayam yang
pertumbuhannya cepat dikeluarkan dari kandang. Sebenarnya ada solusi yang bisa
dilakukan yakni mencoba mengatasi ketidakseragaman dengan memperbaiki mutu
genetic ayam kampung.
2. Pertumbuhan
Lambat Ada beberapa penyebab lambatnya laju pertumbuhan
ayam kampung. Penyebab itu antara lain mutu genetic yang memang rendah,
kuwalitas pakan yang kurang baik, dan tidak diterapkannya metode pemeliharaan
yang benar.
3. Konversi
Pakan Kurang Baik
Kemampuan ayam kampung mengonversi pakan menjadi
berat badan sangat rendah, sehingga ayam kampung membutuhkan pakan lebih banyak
dibandingkan dengan ayam ras pedaging untuk menghasilkan berat badan (dalam kg
).
4. Tidak
Ada Spesialisasi Produksi
Berbeda dengan ayam ras, ayam kampung tidak memiliki
sepesialisasi produksi, misalnya spesialisasi produksi daging atau produksi
telur. Dengan demikian, hasil usaha berupa keuntungan vinansial juga akan
meningkat.
5. Tingkat
Adaptasi Tinggi
` Satu-satunya
hal yang dari ayam kampung adalah tingginya daya adaptasi terhadap lingkungan
dan kondisi pakan yang buruk. Terutama mengenai masalah daya adaptasi merupakan
sifat yang bisa diturunkan pada keturunannya atau tidak.
C.
Penyebab Rendahnya Produktifitas
1. Mutu
Genetik Ayam Kampunng Kurang Baik
Seperti diketahui, jumlah ayam kampung yang dimiliki
oleh peternak di wilayah perdesaan bisa dikatakan sedikit sekali. Biasanya
tidak lebih dari satu dua ekor pejantan dan tiga sampai lima ekor betina.
Sedikitnya jumlah ayam yang dimiliki ini membuat ayam kampung hanya kawin
dengan sesamanya, sehingga frekuensi terjadinya perkawinan sedarah (inbreeding)
sangat sering.
Namun, karena pada umumnya peternak di perdesaan
tidak atau kurang memiliki pengetahuan tentang ilmu genetika, biasanya justru
menjual ayam-ayam homosigot yang penampilan produksinya baik dan mempertahankan
ayam-ayam homosigot yang penampilan produksinya buruk. Akibatnya adalah akan
terjadi penurunan mutu genetik ayam-ayam yang dipelihara oleh peternak
tersebut.
2. Tata
Laksana Pemeliharaan tidak Dilaksanakan Sebagai Mestinya
Ayam kampung merupakan hewan ternak yang
pemeliharaanya cukup mudah, tidak membutuhkan penanganan yang intensif, serta
bisa hidup dan tumbuh, dan berkembang dengan kondisi pakan yang terbatas.
Padahal, dengan pelaksanaan tata laksana yang benar, produktivitas ayam kampung
masih bisa ditingkatkan, sehingga memberikan hasil yang lebih memuaskan. Semua
usaha peternakan berorientasi pada
perolehan keuntungan. Keuntungan yang dimaksud adalah selisih positif dari
penjualan seluruh hasil produksi, baik produk utama maupun produk ikutannya,
dengan seluruh modal yang dikeluarkan, baik yang dikeluarkan secara langsung
berupa uang tunai maupun yang dinilai dengan uang.
D.
Pemberian
Pakan yang Baik
1. Efisiensi
Penggunaan Pakan
Pemberian pakan dalam suatu usaha peternakan,
termasuk peternakan ayam kampung pedaging, memegang peranan penting. Hal ini
disebabkan pemberian pakan berpengaruh langsung pada laju pertumbuhan. Produk
akhir berupa ayam siap potong sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas
pakan yang diberikan. Kualitas dan kuantitas pakan yang memadai akan
meningkatkan laju pertumbuhan ayam, sehingga berta tertentu bisa dicapai dalam
waktu yang lebih cepat.
Keberhasilan peternak melakukan efisiensi di sektor
ini akan menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Namun, perlu diingat,
melakukan uji coba tanpa dukungan pengetahuan yang mendalam tentang pakan bisa
menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Jika peternak ingin melakukan
percobaan pembuatan pakan sendiri, sebaiknya pakan tersebut dicobakan tidak
kepada seluruh ayam yang diternakkan, tetapi hanya kepada sekelompok kecil
ayam. Jika hasilnya cukup baik, baru diberikan kepada seluruh populasi.
Sampai saat ini, belum ada perusahaan pakan ternak
yang memproduksi pakan khusus untuk ayam kampung. Penyebabnya adalah masih
sedikitnya peternak yang mengusahakan ayam kampung secara intensif dan dalam
skala besar, yang membutuhkan pakan tersebut. Hasil-hasil penelitian tentang
pakan ayam kaampung, khususnya ayam kampung pedaging, yang dilakuakan oleh
kalangan pergurusn tinggi pun dirasa kurang aplikatif.
Untuk mengurangi biaya pakan, sebagian besar
peternak mencampur pakan ayam ras tersebut dengan bahan pakan lokal, seperti
dedek padi, tepung jagung, dan bungkil kedelai. Untuk pembuatan dengan bahan
lain dicampurkan tepung ikan sebagai sumber protein. Selain tepung ikan, bisa
digunakan tepung cacing tanah, yakni cacing tanah yang digunakan untuk
mengelola limbah atau kotoran ayam. Cacing tanah memiiki kandungan protein dan
asam-asam amino yang lebih lengkap dibandingkan dengan tepung ikan. Beberapa
bahan lain yang selama ini dianggap sebagai limbah industri, seperti ampas
tahu, tepung kara bengkuk (phaseolus lunatus), atau limbah isi rumen dan
juga bisa digunakan sebagai bahan pakan yang sangat potensial.
Pencampuran
bahan pakan, sebenarnya merupakan langkah untuk meninggkatkan efisiensi
penggunaan pakan, apalagi ayam kampung tidak terlalu membutuhkan pakan dengan
kandungan protein tinggi, seperti ayam ras. Jika ayam ras pedaging membutuhkan
kadar protein dalam pakan sebesar 19-20%, ayam pedaging cukup 15-16%. Untuk
ayam-ayam kampung yang sedang dalam proses reproduksi, dibutuhkan pakan dengan kadar
protein yang lebih tinggi, yakni sekitar 18-20%.
2. Contoh
Pakan
a. Pakan
Ayam Umur 1 Hari-4 Minggu
1). Pakan ayam ras starter 60%
Dedek padi 28%
Tepung jagung 10%
Tepung kerang 2%
b. Pakan
Ayam Umur 4 Minggu ke Atas
1). Pakan ayam ras finisher 45%
Padi 38%
Tepung
jagung 15%
Tepung
kerang 2%
c. Pakan
Ayam Masa Reproduksi
1). Pakan ayam ras starter 65%
Dedek
padi 23%
Tepung jagung 10%
Tepung kerang 2%
d. Seperti
telah disebutkan, sebagai konsekuensi dari perbaikan mutu genetik ayam kampung
pedaging, pakan yang diberikan pun seharusnya ditingkatkan kadar proteinnya.
Caranya adalah mengubah komposisi dan dua komponen penting dari bahan pakan,
yakni menurunkan kandungan dedek padi dan meningkatkan kandungan tepung ikan.
Dengan patokan ini, peternak bisa memperkirakan jumlah pakan yang dibutuhkan
oleh ayam-ayam yang dipeliharanya
E. Menangani Stres dan
Mengendalikan Penyakit
1. Penyebab
Stres
Sebelum kita menangani stres dan mengendalikan
penyakit pada ayam kita harus tau terlebih dulu penyebabnya yaitu, stres
merupakan gejala umum yang sering terjadi pada ayam. Meskipun demikian,
keberadaan sering tidak atu kurang diperhatikan. Stres yang berkepanjangan dan
penyebabnya tidak disingkirkan atau tidak dihindari akan menyebabkan penurunan
laju pertumbuhan ayam. Stres bukanlah penyakit. Stres pada ayam bisa disebabkan
beberapa hal berikut.
a. Perlakuan
Saat Vaksinasi dan Potong Paruh
b. Pakan
c. Pindah
Kandang
d. panas
e. Panen
Tidak Serentak
2. Akibat
Stres
a) Penurunan
Laju Konsumsi
Stres
bisa menimbulkan ketidakseimbangan hormonal didalam tubuh ayam, sehingga
mengganggu keseluruhan proses fisiologi. Dalam kondisi normal, ayam memiliki
nafsu makan yang cukup tinggi. Namun, karena gangguan keseimbangan hormonal
menyebabkan nafsu makan ayam berkurang.
b) Penurunan
Laju Pertumbuhan
Akibat
langsung dari rendahnya konsumsi pakan adalah terjadinya penurunan laju
pertumbuhan. Ayam memang masih melakukan proses metabolism di dalam tubuhnya,
tetapi energy hasil proses tersebut lebih banyak digunakan untuk membantu tubuh
melepaskan panas.
c) Serangan
Penyakit
Ayam-ayam
yang sedang mengalami stres biasanya daya tahan tubuhnya terhadap penyakit
menurun. Akibatnya, kondisi ini akan membuat ayam menjadi sasaran empuk
berbagai bibit penyakit.
d) Kematian
Serangan
penyakit yang tidak cepat terdeteksi dan tertangani dengan baik akan
mempercepat kematian ayam secara seporadis. Hal ini disebabkan penyebaran
penyakit pada ayam sangat cepat.
3. Penanganan
Jika ayam mengalami stres, biasanya peternak
memberikan suplementasi vitamin, karena gejala stres biasanya ditandai dengan
menurunya konsumsi pakan. Pemberian suplementasi beberapa vitamin (B,C,D, dan
E) dilakukan dengan mencampurkan vitamin dan air minum. Salah satu fungsi vitamin
C adalah menjaga daya tahan tubuh. Vitamin E yang diberikan kepada ayam yang
sedang stres juga berfungsi sebagai antioksidan dan merangsang kekebalan tubuh.
Pemberian suplementasasi vitamin biasanya juga dikombinasikan dengan asam
amino tertentu, seperti metionin dan lisin. Secara ilmiah, pemberian asam-asam
amino ini tidak terlalu penting, karena konsentrasi asam-asam amino didalam
tubuh praktis tidak terganggu oleh suhu tinggi.
4. Pengendalian
Penyakit
a) Menjaga
Populasi Bibit Penyakit di Sekitar Ayam dengan Menjaga Sanitasi Kandang
Hal
ini bisa dicapai dengan melaksanakan
program sanitasi dan disinfeksi kandang secara rutin. Caranya dengan menjaga
kebersihan kandang setiap saat, mengganti alas kandang dengan yang baru jika
mulai basah serta menimbulkan bau tidak sedap, dan membuang bekas alas kandang
harus ketempat yang jauh dari kandang. Sementara itu, penggunaan disinfektan
harus disesuaikan dengan jenis penyakit yang pernah berjangkit di wilayah
lokasi kandang. Masa kosong atau istirahat kandang juga berfungsi memutus
rantai kehidupan bibit penyakit.
Mencegah
Kontak Antara Sumber atau Pembawa Bibit Penyakit dan Ayam (Isolasi) Misalnya
dengan mengatur lalu lintas keluar masuk karyawan; melarang masuk orang yang
tidak berkepentingan kedalam kandang; pencelupan atau penyemprotan disinfektan
pada kendaraan, barang, atau orang yang akan masuk kandang atau lokasi kandang.
Pakan
ayam merupakan salah satu pembawa bibit penyakit yang potensial. Hal ini
disebabkan untuk sampai kelokasi peternakan harus melalui rute yang cukup
panjang, sehingga penanganan dan transportasi dan penyimpanan dengan kriteria
buku, yang biasanya sudah diketahui oleh produsen pakan terrnak yang baik.
b) Meningkatan
Daya Tahan Tubuh Ayam terhadap Penyakit (Vaksinasi)
Vaksinasi
adalah proses memasukan bibit penyakit yang sudah mati (disebut vaksinasi
pasif) atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan (disebut vaksinasi aktif) ke
dalam tubuh ayam melalui injeksi, tusuk sayap, sistem spray atau semprot, dan
mencampurkan didalam air minum, serta tetes mata.
Berbeda
dengan program vaksinasi pada ayam ras, ayam kampung pedaging cukup divaksin
dengan vaksin NB dsn gunboro. Vaksinasi NB biasanya dilakukan saat ayam kampung
berumur 4 hari, 30 hari, 75 hari, dan kemudian diulang setiap tiga bulan.
Pengulagan vaksinasi ini hanya dilakukan terhadap ayam-ayam akan dipakai
sebagai induk dan pejantan. Penyakit NB merupakan penyakit yang tidak mengenal
ampun dan efeknya bisa menyebabkan seluruh populasi mati dalam jangka waktu
relatif singkat.
c) Kondisi
Fisiologi Ayam yang Rentan terhadap Penyakit Pernapasan dan Cara
Mengantisipasinya
Kondisi
fisiologi ayam memang mendukung berbagai
serangan bibit penyakit yang bisa menyebabkan penyakit pernapasan
Kondisi
fisiologi tersebut sebagai berikut
a. Kontak
langsung bibit penyakit dengan tubuh ayam melalui udara.
b. Kantung
hawa tidak memiliki sistem penyaringan, sehingga berbagai mikroorganisme agak
leluasa masuk ke dalam sistem pernapasan.
Sebagai
landasan antisipasi, perlu dilakukan langkah-langkah berikut.
a. sistem
ventilasi kandang harus terus diperhatikan.
b. menjaga
kepadatan kandang.
c. penggunaan
antibiotika seperti pulmotil AC sesuai dengan petunjuk pada kemasan dianggap
cukup efektif dalam menekan mikroorganisme penyebab penyakit pernapasan,
seperti Mycoplasma gallisepticum, M. synoviae, pasteurella multosida dan
ornithobacterium rhinotracheale
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi
ketika kita ingin meningkatkan produktivitas ayam kampung pedaging kita perlu
tahu penyebab terjadinya rendahnya produktivitasnya yaitu, mutu genetik ayam
kampung kurang baik, seperti kita ketahui jumlah ayam kampung yang dimiliki
oleh peternak diwilayah perdesaan bisa dikatakan sedikit sekali . sedikitnya
jumlah ayam yang dimiliki ini membuat ayam kampung hanya kawin dengan
sesamanya, sehingga frekuensi perkawinan sedarah sangat sering. Padahal ,salah
stau pengaruh perkawinan sedarah adalah meningkatkan munculnya ayam-ayam yang
memiliki gen-gen yang bersifat homosigot. Memang ayam-ayam yang memiliki gen
homosigot tidak seluruhnya bagus.
Lalu upaya untuk meningkatkan
produktivitas ayam kampung pedaging kita membutuhkan waktu yang tidak sedikit
dan konsentrasi tingginya biaya pelaksanaan. Serta idealnya, upaya perbaikan
produktivitas dengan perbaikan mutu genetik yang selalu diikuti dengan
perbaikan tata laksana, sehingga potensi ayam kampung pedaging mendapatkan
hasil yang optimal.
B.
Saran
Dengan
demikian terselesainya makalah ini semoga bermanfaat bagi teman-teman atau siapapun
yang membaca dan mempelajarinya serta bila dalam pembuatan makalah ini banyak
terdapat kesalahan maupun kekurangan yang tidak disengaja kami mohon kritik dan
saran supaya untuk dikemudian hari dalam membuat makalah lebih membangun lagi
DAFTAR PUSTAKA :
Abidin,
Zaenal. 2002. Meningkatkan Produktifitas Ayam Kampung Pedaging. Jakarta:
ArgoMedia Pustaka.
0 komentar on MAKALAH MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS AYAM KAMPUNG PEDAGING :
silahkan tinggalkan koment kamu!